Jumat, 23 November 2012

Ketika Banjir Intip Pemukiman Elit

0 komentar
[imagetag]

Quote:Hujan yang mulai rutin mengguyur Jakarta beberapa hari terakhir, membuat warga yang tinggal di berbagai kawasan di Ibu Kota waspada. Tidak terkecuali mereka yang menetap di beberapa kawasan elit Jakarta, meski genangan air terbilang jarang menghampiri hunian mereka saban musim hujan di beberapa tahun terakhir.

"Baru tadi pagi kali di daerah Puri meluap. Jauh dari rumah sih dan keadaan Kompleks Puri Indah masih kering. Cuma bikin macet total aja tadi pagi," ujar Vino Andreas Prabowo (21), warga kawasan Puri Indah, Jakarta Barat.

Menurut karyawan bidang marketing di Majalah Oceanlab itu belum ada imbauan atau seruan dari rukun-rukun tetangga di Puri Indah untuk mengantisipasi banjir. Yang dia tahu, setiap pagi hanya tukang sampah keliling yang sibuk mengumpulkan sampah dari rumah warga kawasan mahal itu.

Tetapi menurut pantauannya di daerah Kedoya, tidak jauh dari Puri Indah, justru sudah terlihat genangan air dan lalu lintas yang macet parah.

"Itu sejak tadi pagi. Kemarin enggak kok," ungkapnya kepada Beritasatu.com, Jumat (23/11).

Genangan air di sekitar Kedoya, Jakarta Barat, memang belakangan tampak mulai menghambat kegiatan masyarakat sekitar, terutama di jalanan dikarenakan kendaraan yang melaju lebih pelan demi menghindari genangan.

"Beberapa daerah sekitar perumahan saya sudah terlihat genangan air. Sekitar daerah Kedoya, Metro TV, (genangan) setinggi kurang lebih 20cm," ungkap Florence Sahara (24), seorang instruktur fitness yang tinggal di Mega Kebon Jeruk, Joglo, Jumat.

Untungnya, cerita Florence, RT di daerah kediamannya sudah membiasakan warga untuk membersihkan kompleks sekitar, agar tidak terjadi banjir.

"RT sudah mengajak warga untuk bergotong-royong sebelum musim hujan tiba. Sebulan sebelum itu," bebernya.

Namun lebih jauh, Florence berharap agar masyarakat atau komunitas terbiasa membuang sampah pada tempatnya, serta belajar menyayangi lingkungan, demi kepentingan bersama. Salah satunya yaitu untuk terhindar dari bencana banjir saban kali musim penghujan.

Selain kedua daerah yang terletak di Jakarta Barat itu, banjir kali ini diketahui sudah menggenangi wilayah Pasar Minggu, Pancoran.

"Di belakang rumah, sekitar 500 meter, kena banjir. Karena persis dekat dengan aliran Kali Ciliwung. Lebih dari sepuluh rumah kemarin kebanjiran," tutur Partinah (54), ibu rumah tangga yang tinggal di Kompleks Zeni TNI Angkatan Darat (AD), Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Namun, Partinah mengatakan, banjir yang terjadi di sekitar kawasan rumahnya kali ini hanya berlangsung sekitar 3 jam, kemudian surut kembali.

"Mereka masih di rumah masing-masing. Kemarin, setiap warga langsung menaikkan barang-barang perabot rumahnya ke lantai atas, mengantisipasi, takut banjir lagi," ujar Partinah.

"Kalau makin parah, mereka yang kena banjir (baru) keluar rumah, dan menetap di rumah tetangga terdekat yang tidak terkena banjir," tambahnya pula.

Banjir yang seringkali terjadi setiap musim hujan ini, kata Partinah, memang dikarenakan luapan air Kali Ciliwung yang berjarak lebih kurang 600 meter dari lokasi perumahan.

"Pernah tahun 2008, banjir terparah di daerah sini. Sampai ke lantai 2 rumah saya. Itu lebih kurang sampai 4 meter tingginya," kenang dia.

Namun, ia mengaku, walaupun rumahnya kini tidak terendam banjir parah seperti beberapa tahun lalu, warga sekitar senantiasa bekerja bakti sendiri untuk membersihkan sampah di sekitar selokan.

"Karena banjirnya tidak parah banget, jadi masing-masing kerja mengantisipasi. Pak RT hanya menonton dan memantau saja," ungkapnya.

Sementara untuk saluran air di bawah (gorong-gorong), Partinah mengakui kerap masih terlihat penuh dengan sampah menumpuk, bahkan juga potongan kayu-kayu besar yang menyulitkan air mengalir.

"Di bawah gorong-gorong penuh, (hingga) akhirnya air masuk ke rumah. Kami inginnya tidak banjir terus. Banjir ini kan karena sampah mampet di Kali Ciliwung," keluh dia.

Di kawasan elit Kemang, Jakarta Selatan, untungnya belakangan tergolong tidak lagi termasuk daerah yang rawan, meskipun dulu acap kali jadi langganan banjir.

"Akhir-akhir ini enggak banjir sih. Terakhir tahun 2007 lalu," ungkap Rio Sandi Simbolon (21), seorang mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah Kemang Selatan.

Walau demikian, Rio menjelaskan bahwa warga sekitar kediamannya, juga termasuk yang senantiasa berupaya mengantisipasi banjir, terutama memasuki musim penghujan seperti saat ini. Menurutnya, keluarga dan tetangga di sekitar perumahannya, beberapa hari terakhir rajin membersihkan selokan dan menjaga kebersihan lingkungan.

Dan Rio juga punya pesan untuk pemimpin baru Jakarta, Gubernur Jokowi dan Wagub Basuki: "Perbanyak daerah resapan air dan bersihkan kali-kali di Jakarta."


SUMBER


banjir tak mengenal orang.....siapapun pasti dihajar.....[imagetag]

Leave a Reply