Sabtu, 24 November 2012

PT KAI Kerahkan 200 Pekerja Perbaiki Rel

0 komentar
Quote:Satu jalur Bogor-Cilebut sudah bisa dibuka dalam waktu dua minggu mendatang.

PT KAI mengerahkan 200 pekerjanya untuk memperbaiki rel yang ambruk akibat longsoran tebing yang terjadi di antara Stasiun Cilebut dan Bojonggede Kabupaten Bogor.

"Ada 200 pekerja yang dikerahkan dalam perbaikan ini dan kami memasimalkan seluruh potensi sumberdaya yang ada dari semua DAOP yang dimintai bantuan," kata Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono saat ditemui di Cilebut, Bogor, kemarin.

Sugeng mengatakan, perbaikan akan berlangsung selama 21 hari. Tapi, jalur Bogor-Cilebut dapat dibuka kembali dengan menggunakan satu sepur (rel) terhitung dua minggu pengerjaan.

Menurut Sugeng, perbaikan membutuhkan waktu yang lama dilihat dan intensitas besarnya longsor yang terjadi yang menyebabkan tanah amblas dan mematahkan rel kurang lebih sepanjang lebih dari 100 meter.

Sugeng menuturkan, perbaikan yang dilakukan diawali dengan pemulihan yakni meletakkan kembali rel seperti semula. "Operasi ini diperkirakan sangat lama. Sudah dirundingkan dilihat dari situasi akan memakan waktu hingga 21 hari," katanya.

Sugeng menjelaskan, kedala di lapangan adalah pengerjaan yang memerlukan proses lama. Diawali dengan penimbunan tanah yang akan memakan waktu lama karena alat berat dan truk pengangkut material ukuran besar tidak dapat melintas di lokasi sehingga harus menggunakan truk ukuran kecil.

Perbaikan selanjutnya, yakni memperbaiki aliran listrik atas. Menurutnya perbaikan tersebut tidak memerlukan waktu lama. "Yang lama itu penimbunan yang longsor ini. Karena longsonya dalam sekali, kemungkinan ada sampai 12 meter atau lebih," katanya.

Sementara itu, Dirut PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, perbaikan memakan waktu lama karena dilihat dari retakan tanah akibat longsor telah menjalar sehingga perlu dilakukan kajian agar longsor tidak lagi terjadi.

"Awalnya kita menghitung tiga hari bisa dikerjakakan ternyata tidak bisa mungkin dua minggu kalau dilihat dari keretakan tanah sampai ke ujung. Dari mata keretakan tidak terlihat, tapi jika lokasi ini dipakai keretakan tanah akan bakal ada longsor lagi,"ujarnya.

Jadi menurutnya akan dilakukan perkuatanya dengan menimbun tanah dulu, dikuatkan, lalu jalan relnya dikembalikan lagi. Selanjutnya akan dibuat aliran kapiler untuk menyalurkan air.

Saat ditanyakan mengenai lahan di lokasi tersebut yang rawan dan kenapa tidak dilakukan antisipasi oleh PT KAI. Igansius menjelaskan, penguatan tanah di sekitar lokasi telah dilakukan. "Yang tidak bisa kita antisipasi itu pergrakan arus air," katanya.
Jonan menyebutkan, PT KAI sebagai operator kereta api dan operator pelakna sementara tanah yang digunakan untuk perlintasan rel kereta api merupakan milik negara. "Itu yang tidak bisa kita antisipasi, mengatur sungainya, luasnya seperti apa karena katanya 10 tahun yang lalu sungai ini lebarnya 17 meter, tapi sekarang sudah sempit tinggal sepertiganya. Ini kan pengaturannya tidak di PT KAI, tapi pemerintah daerah," katanya.

Penguatan sebelumnya, menurut Jonan, dilakukan dengan memberi talud untuk tebing. "Untuk mengantisipasi jika ada hujan tidak akan longsor sudah dilakukan. Kecuali arus air sungai yang deras dan meluap itu yang tidak bisa kita antisipasi," katanya.

Luapan air terjadi karena pendangkalan di Kali Baru yang berada tidak jauh dari rel. Genangan air dari sungai sebagai pemicu terjadinya longsoran tebing tersebut. "Kita akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor. PT KAI akan melayangkan surat untuk mengatasi penguapan air sungai, agar kedepannya tidak terjadi lagi," katanya.


Sumber

Pastinya hal ini membutuhkan kerja sama lintas sektoral....

OOT: di Petamburan banyak tenaga nganggur, kenapa gak diberdayakan? [imagetag]

Leave a Reply