Minggu, 18 November 2012

CERITA Lucu, tentang Moerdiono (ex Menteri-nya Soeharto)

0 komentar
CERITA LUCU TENTANG MOERDIONO (Mantan MenSesNeg era Soeharto)
ituloh... Menteri yang matanya suka kedap kedip sambil seolah2 berfikir keras :d DI JAMIN NGAKAK [imagetag][imagetag]

-----------------------------------------------
JAKARTA - Jenderal (Purn) Wiranto bercerita tentang mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Moerdiono dalam launching buku berjudul â??Moerdiono Sang Konseptorâ?? di Mercantile Club, Jakarta, Minggu (18/11/2012).

Memulai ceritanya bersama Moerdiono, Wiranto mengungkapkan bahwa saat ini banyak orang yang menganggap dirinya bisa, padahal sebetulnya dia tidak bisa. Kemudian banyak orang yang menganggap dirinya orang penting, padahal dia bukan orang penting. Lalu banyak juga orang yang menginginkan dirinya terkenal padahal sebetulnya tidak terkenal.

Tetapi berbeda dengan Moerdiono, ia merupakan sosok yang serba bisa tetapi tidak pernah menonjolkan kepandaiannya. Kemudian Moediono pun sosok orang yang mudah dikenal publik tetapi tidak pernah mau terkenal.

â??Kesadaran beliau selalu menempatkan diri sebagai seorang pembantu presiden, sebagai seorang staf, ia memiliki prinsip jika dirinya sebagai seorang staf tidak boleh menyaingi orang yang dibantunya dalam hal ini presiden,â?? kata Wiranto.

Wiranto tahu betul siapa sebenarnya Moerdiono, saat itu dirinya menjabat sebagai ajudan presiden Soeharto sementara Moerdiono sudah menjabat Menteri Sekretaris Negara.

Dalam menilai seseorang, menurut Wiranto ada empat acuan yang harus dilihat, kekuatan intelektual, pengendalian emosi, daya kreativitas, dan kekuatan spiritual.

â??Empat hal tersebut dimiliki Pak Moer. Kita bukan memuji-muji, tapi memang seperti itu keadaannya,â?? ujar Wiranto.

Saat menggambarkan kekuatan intelektual almarhum Moerdiono, Wiranto bercerita ketika dirinya menjadi ajudan presiden Soeharto. Saat itu, Wiranto, Pak Moer bersama presiden Soeharto berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.

Ketika itu, di Masjidil Haram Wiranto bersama Pak Moer mejalankan salat berjamaah bersama yang lainnya. Seusai salat, seperti sang imam pun membaca doa. Dengan khusyuk Wiranto pun mengucapkan amin atas setiap lantunan doa yang diucapkan sang imam.

â??Saat itu saya ucapkan amin-amin, sementara Pak Moer tidak amin,â?? ungkap Wiranto.

Kemudian usai berdoa, Moerdiono bertanya kepada Wiranto.

â??Hei bung, kamu mengerti dengan yang diucapkan imam?,â?? kata Wiranto menirukan kata-kata Pak Moer saat itu kepadanya.

Moerdiono menjelaskan kepada Wiranto kenapa dirinya tidak mengucapkan amin. Cukup simpel alasannya dirinya tidak mengerti apa yang dikatakan sang imam.

â??Saya tidak amin karena tidak mengerti,â?? ucap Wiranto menuturkan kata-kata Moerdiono kembali.

â??Lalu sampeyan amin kenapa?,â?? tanya Moerdiono saat itu kepada Wiranto.

Sejenak Wiranto pun terdiam saat itu memikirkan jawaban untuk pertanyaan Pak Moer. Kemudian Wiranto menjawab.

â??Saya juga tidak mengerti, tapi biasanya apa yang dikatakan imam pasti baik dan imam pasti orang baik, ya saya amin untuk mengikuti orang baik,â?? jawab Wiranto saat itu kepada Moerdiono.

Dengan hal tersebut, Wiranto melihat bahwa Moerdiono merupakan orang yang memiliki kekuatan intelektual yang tinggi.
â??Pak Moer sangat rasional, ia tidak serta merta menelan apa yang ada,â?? ujarnya.

Kemudian setelah itu, Wiranto pun merasa penasaran dengan Moerdiono, apakah setelah mendengarkan pendapatnya Pak Moer akan mengucapkan amin saat imam berdoa.

â??Ternyata Pak Moer tetap tidak amin juga,â?? kata Wiranto.

Cerita Wiranto tersebut mengundang tawa dari sejumlah orang yang hadir dalam acara peluncuran buku â??Moerdiono Sang Konseptorâ??.

Wiranto melihat Pak Moer memiliki kekuatan dalam kehidupann spiritualnya, ketika melaksanakan ibadah haji bersama, Pak Moer senantiasa mengingatkan salat di awal sebelum waktu. Pak Moer begitu khusyuk mejalankan ibadah haji.

â??Beliau begitu serius dalam menjalani ibadah,â?? ujar Wiranto.

Sumber LINK : http://www.tribunnews.com/2012/11/18...-amin-di-mekah
--------------------------

Komentar : Diluar dari cerita diatas, Kami merasakan Pada Jaman Orde Baru Menteri2 nya SOEHARTO pintar2 dan genius, sesuai kapasitas. Pergantian menteri hanya 2 atau 3 orang saja setiap 5 tahun. Jadi kita selalu Hafal nama2 menteri.

Leave a Reply